Blogger templates

Selasa, 26 April 2016

Keindahan yang ABADI

….Ah andai saja dia tak memiliki paras tampan itu, pasti aku akan tenang duduk dibangku taman ini. Kalau saja pekerjaannya tak mengharuskan dia datang mengetuk pintu-pintu para gadis itu pasti novel-novel ini  sudah tamat kubaca.
Dee. Begitulah aku  memanggilnya
. Sebagai pengantar bunga delivery di toko bunga milik tantenya,Dee harus kurelakan untuk pergi mengirim mawar ke setiap pintu yang tak jarang penghuninya adalah seorang gadis. Setiap hari Dee harus berkeliling mengantar setangkai mawar kepada pelanggan tantenya. Dari yang benar- benar penikmat keindahan setangkai mawar,sampai yang hanya ingin menikmati paras tampan pria ini.
Huhhh…Rasanya tak rela harus membagi Dee dengan orang lain. Tapi,siapa aku ? Aku tak punya hak untuk melarangnya bekerja. Apalagi,sejak dee menjadi seorang yatim piatu,tante Fia lah yang merawatnya. Jadi,sudah kewajibannya lah membantu tante Fia sekarang.
Dee begitu baik padaku. Profesinya sebagai pengantar mawar itulah yang membuat kami bersama sekarang. Waktu itu,aku sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Raka.  Raka adalah pelanggan tetap di DeFia Florist (Toko bunga milik tante  Dee). Tak hanya menjadi pelanggan setia tante Fia,Raka pun sudah berteman baik dengan Dee sejak mereka SLTP. Lulus SLTA Raka memilih kuliah dan Dee memutuskan untuk membantu tante Fia di tokonya.
Aku dan Raka saling mengenal sejak  kami menjadi mahasiswa baru di kampus yang sama. Dia begitu diluar jangkauanku. Tak banyak yang menerima hubunganku dan Raka. Raka adalah seorang yang tajir,menarik dan cukup famous di kampus ku. Dan aku? Hanyalah  seorang perempuan sederhana yang tak suka mengikuti perkembangan zaman. Jelas saja banyak yang menentang hubungan kami.
Kala itu,awal semester dimulai. Raka terus ada disampingku. Dia terus ada bersamaku dan memperlakukan ku dengan sangat istimewa. Sampai-sampai aku memiliki banyak haters. Hujatan-hujatan pahit sering terdengar saat aku melintas dikampus tanpa Raka. Dengan adanya Raka yang hampir setiap hari  bersamaku aku tak terlalu ambil pusing dengan hujatan-hujatan itu.
Sampai akhirnya titik jenuh itu datang juga. Semester 2 dimulai Raka sibuk dengan UKM dan juga Band nya. Tapi,dia tak pernah lupa memberiku kiriman setangkai bunga mawar di pagi hari. Melalui sahabatnya,Dee itulah bunga-bunga itu sampai di kost an ku.
Romantis ya,tetapi  Kicauan mahasiswi lain semakin menjadi saat mereka tau Raka tak lagi bisa menjagaku setiap waktu. Risih juga mendengar hujatan- hujatan itu. Sampai akhirnya, memutuskan hubungan adalah pilihanku. Kedengarannya memang tak adil untuk Raka tapi biarlah, Raka punya seegalanya dan aku yakin tak butuh waktu lama untuknya mendapat pengganiti ku…
Hubungan ku dan Raka resmi berakhir. Yah sekalipun awalnya berat untukku. Sebulan berlalu kiriman – kiriman setangkai mawar itu tetap ada. Awalnya aku menerima dan menganggap ini hanyalah tanda agar aku dan Raka tak merasa kehilangan satu sama lain.
Tapi,seetelah melihat Raka bersama orang lain sore itu,hatiku pilu rasanya tak lagi ingin menerima bunga-bunga itu.
Dee masih saja datang untuk mengantar kiriman bunga itu.
….”bisakah kau berhenti mengirim bunga- bunga ini?-kataku pada Dee disuatu pagi..
.….”Bagaimana bisa? Raka membayar tagihan bunga- bunga ini di awal bulan..-jawabnya kebingungan
….”Baiklah,untuk itu sampaikan padanya tuk berhenti membayar bunga- bunga ini karna aku tak lagi menginginkan nya.”kataku menahan pilu..
Dee hanya mengangguk keheranan seraya berlalu…
Di awal bulan. Kiriman bunga itu tak lagi ada,hanya saja ku temui pot kecil berisi kaktus lengkap dengan bunga nya didepan pintu kostku. Aku tak mengerti mengapa mawar indah itu kini berganti menjadi kaktus…
Seminggu berlalu…Kaktus dalam pot waktu itu bunga terakhir yang kuterima. Aku masih belum tau maksud Raka mengirim kaktus untukkku.
Sore tui ditaman langit aku bertemu Dee untuk menanyakan maksud dari kiriman kaktus itu.
….”kenapa Raka menyuruh mu mengirimkan kaktus untukku?-tanyaku penasaran-
….Dee tersenyum lalu berkata..”Kaktus itu bukan dari Raka”-jawabnya-
..”Lalu?-tanyaku keeheranan
…”lagi-lagi dia tersenyum dan berkata “aku tak yakin kau akan menerima bunga dariku jika yang kuberikan itu mawar.”-jawabnya-
…”Lantas untuk apa? Dan mengapa harus kaktus?...”-lagi-lagi aku bertanya”
..”entahlah, aku tak bermaksud apa-apa tapi aku ingin sekali membagi keindahan kaktus itu denganmu. Bagi ku seetangkai mawar yang sangat indah itu hanya ilusi. Indahnya setangkai mawar itu hanya sesaat pada akhirnya ia layu mati dan tak meninggalkan jejak. Tapi kaktus ini,jika kita sabar menantinya ia akan terus membagi keindahan bunga nya.. Untuk itu,mau kah kau menunggu keindahan kaktus yang tak setiap saat ini?...”-tatapnya sambil tersenyum”
Sejak sore itu Dee dan aku memulai hubungan kami.
Menunggu Dee di taman langit ini sudah menjadi ativitasku. Dengan sebuah novel dan perasaan takut kehilangan,aku selalu menunggunya. Takut Dee terpikat gadis dibalik pintu lainnya seperti bagaimana dia terpikat denganku dulu,yang juga gadis dibalik pintu.
Alih-alih bepikir takut kehilangan,senyumnya terlintas.Membuatku sadar dan sedikit lega. Setidanya aku tau,aku adalah satu-satunya gadis dibalik pintu yang mendapat kaktus darinya. Kali ini kaktus pertama ku ini tak sedang berbunga tapi aku tau pada waktunya bunga itu akan tumbuh dan Kaktus ini akan berbagi keindahannya denganku. J

“Aku  pasti menunggu mu seperti aku menunggu keindahan kaktus ini,Dee. Harapanku pun sama... Seperti Aku berharap kaktus ini akan terus memberiku keindahannya yang Abadi,aku pun juga berharap kau akan memberiku kebahagiaan yang abadi. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 26 April 2016

Keindahan yang ABADI

Diposting oleh Unknown di 04.20.00
….Ah andai saja dia tak memiliki paras tampan itu, pasti aku akan tenang duduk dibangku taman ini. Kalau saja pekerjaannya tak mengharuskan dia datang mengetuk pintu-pintu para gadis itu pasti novel-novel ini  sudah tamat kubaca.
Dee. Begitulah aku  memanggilnya
. Sebagai pengantar bunga delivery di toko bunga milik tantenya,Dee harus kurelakan untuk pergi mengirim mawar ke setiap pintu yang tak jarang penghuninya adalah seorang gadis. Setiap hari Dee harus berkeliling mengantar setangkai mawar kepada pelanggan tantenya. Dari yang benar- benar penikmat keindahan setangkai mawar,sampai yang hanya ingin menikmati paras tampan pria ini.
Huhhh…Rasanya tak rela harus membagi Dee dengan orang lain. Tapi,siapa aku ? Aku tak punya hak untuk melarangnya bekerja. Apalagi,sejak dee menjadi seorang yatim piatu,tante Fia lah yang merawatnya. Jadi,sudah kewajibannya lah membantu tante Fia sekarang.
Dee begitu baik padaku. Profesinya sebagai pengantar mawar itulah yang membuat kami bersama sekarang. Waktu itu,aku sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Raka.  Raka adalah pelanggan tetap di DeFia Florist (Toko bunga milik tante  Dee). Tak hanya menjadi pelanggan setia tante Fia,Raka pun sudah berteman baik dengan Dee sejak mereka SLTP. Lulus SLTA Raka memilih kuliah dan Dee memutuskan untuk membantu tante Fia di tokonya.
Aku dan Raka saling mengenal sejak  kami menjadi mahasiswa baru di kampus yang sama. Dia begitu diluar jangkauanku. Tak banyak yang menerima hubunganku dan Raka. Raka adalah seorang yang tajir,menarik dan cukup famous di kampus ku. Dan aku? Hanyalah  seorang perempuan sederhana yang tak suka mengikuti perkembangan zaman. Jelas saja banyak yang menentang hubungan kami.
Kala itu,awal semester dimulai. Raka terus ada disampingku. Dia terus ada bersamaku dan memperlakukan ku dengan sangat istimewa. Sampai-sampai aku memiliki banyak haters. Hujatan-hujatan pahit sering terdengar saat aku melintas dikampus tanpa Raka. Dengan adanya Raka yang hampir setiap hari  bersamaku aku tak terlalu ambil pusing dengan hujatan-hujatan itu.
Sampai akhirnya titik jenuh itu datang juga. Semester 2 dimulai Raka sibuk dengan UKM dan juga Band nya. Tapi,dia tak pernah lupa memberiku kiriman setangkai bunga mawar di pagi hari. Melalui sahabatnya,Dee itulah bunga-bunga itu sampai di kost an ku.
Romantis ya,tetapi  Kicauan mahasiswi lain semakin menjadi saat mereka tau Raka tak lagi bisa menjagaku setiap waktu. Risih juga mendengar hujatan- hujatan itu. Sampai akhirnya, memutuskan hubungan adalah pilihanku. Kedengarannya memang tak adil untuk Raka tapi biarlah, Raka punya seegalanya dan aku yakin tak butuh waktu lama untuknya mendapat pengganiti ku…
Hubungan ku dan Raka resmi berakhir. Yah sekalipun awalnya berat untukku. Sebulan berlalu kiriman – kiriman setangkai mawar itu tetap ada. Awalnya aku menerima dan menganggap ini hanyalah tanda agar aku dan Raka tak merasa kehilangan satu sama lain.
Tapi,seetelah melihat Raka bersama orang lain sore itu,hatiku pilu rasanya tak lagi ingin menerima bunga-bunga itu.
Dee masih saja datang untuk mengantar kiriman bunga itu.
….”bisakah kau berhenti mengirim bunga- bunga ini?-kataku pada Dee disuatu pagi..
.….”Bagaimana bisa? Raka membayar tagihan bunga- bunga ini di awal bulan..-jawabnya kebingungan
….”Baiklah,untuk itu sampaikan padanya tuk berhenti membayar bunga- bunga ini karna aku tak lagi menginginkan nya.”kataku menahan pilu..
Dee hanya mengangguk keheranan seraya berlalu…
Di awal bulan. Kiriman bunga itu tak lagi ada,hanya saja ku temui pot kecil berisi kaktus lengkap dengan bunga nya didepan pintu kostku. Aku tak mengerti mengapa mawar indah itu kini berganti menjadi kaktus…
Seminggu berlalu…Kaktus dalam pot waktu itu bunga terakhir yang kuterima. Aku masih belum tau maksud Raka mengirim kaktus untukkku.
Sore tui ditaman langit aku bertemu Dee untuk menanyakan maksud dari kiriman kaktus itu.
….”kenapa Raka menyuruh mu mengirimkan kaktus untukku?-tanyaku penasaran-
….Dee tersenyum lalu berkata..”Kaktus itu bukan dari Raka”-jawabnya-
..”Lalu?-tanyaku keeheranan
…”lagi-lagi dia tersenyum dan berkata “aku tak yakin kau akan menerima bunga dariku jika yang kuberikan itu mawar.”-jawabnya-
…”Lantas untuk apa? Dan mengapa harus kaktus?...”-lagi-lagi aku bertanya”
..”entahlah, aku tak bermaksud apa-apa tapi aku ingin sekali membagi keindahan kaktus itu denganmu. Bagi ku seetangkai mawar yang sangat indah itu hanya ilusi. Indahnya setangkai mawar itu hanya sesaat pada akhirnya ia layu mati dan tak meninggalkan jejak. Tapi kaktus ini,jika kita sabar menantinya ia akan terus membagi keindahan bunga nya.. Untuk itu,mau kah kau menunggu keindahan kaktus yang tak setiap saat ini?...”-tatapnya sambil tersenyum”
Sejak sore itu Dee dan aku memulai hubungan kami.
Menunggu Dee di taman langit ini sudah menjadi ativitasku. Dengan sebuah novel dan perasaan takut kehilangan,aku selalu menunggunya. Takut Dee terpikat gadis dibalik pintu lainnya seperti bagaimana dia terpikat denganku dulu,yang juga gadis dibalik pintu.
Alih-alih bepikir takut kehilangan,senyumnya terlintas.Membuatku sadar dan sedikit lega. Setidanya aku tau,aku adalah satu-satunya gadis dibalik pintu yang mendapat kaktus darinya. Kali ini kaktus pertama ku ini tak sedang berbunga tapi aku tau pada waktunya bunga itu akan tumbuh dan Kaktus ini akan berbagi keindahannya denganku. J

“Aku  pasti menunggu mu seperti aku menunggu keindahan kaktus ini,Dee. Harapanku pun sama... Seperti Aku berharap kaktus ini akan terus memberiku keindahannya yang Abadi,aku pun juga berharap kau akan memberiku kebahagiaan yang abadi. J

0 komentar on "Keindahan yang ABADI "

Posting Komentar