….Ah andai saja dia tak memiliki
paras tampan itu, pasti aku akan tenang duduk dibangku taman ini. Kalau saja
pekerjaannya tak mengharuskan dia datang mengetuk pintu-pintu para gadis itu
pasti novel-novel ini sudah tamat
kubaca.
Dee. Begitulah aku memanggilnya
. Sebagai pengantar bunga
delivery di toko bunga milik tantenya,Dee harus kurelakan untuk pergi mengirim
mawar ke setiap pintu yang tak jarang penghuninya adalah seorang gadis. Setiap
hari Dee harus berkeliling mengantar setangkai mawar kepada pelanggan tantenya.
Dari yang benar- benar penikmat keindahan setangkai mawar,sampai yang hanya
ingin menikmati paras tampan pria ini.
Huhhh…Rasanya tak rela harus
membagi Dee dengan orang lain. Tapi,siapa aku ? Aku tak punya hak untuk
melarangnya bekerja. Apalagi,sejak dee menjadi seorang yatim piatu,tante Fia
lah yang merawatnya. Jadi,sudah kewajibannya lah membantu tante Fia sekarang.
Dee begitu baik padaku.
Profesinya sebagai pengantar mawar itulah yang membuat kami bersama sekarang.
Waktu itu,aku sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Raka. Raka adalah pelanggan tetap di DeFia Florist
(Toko bunga milik tante Dee). Tak hanya
menjadi pelanggan setia tante Fia,Raka pun sudah berteman baik dengan Dee sejak
mereka SLTP. Lulus SLTA Raka memilih kuliah dan Dee memutuskan untuk membantu
tante Fia di tokonya.
Aku dan Raka saling mengenal
sejak kami menjadi mahasiswa baru di
kampus yang sama. Dia begitu diluar jangkauanku. Tak banyak yang menerima
hubunganku dan Raka. Raka adalah seorang yang tajir,menarik dan cukup famous di
kampus ku. Dan aku? Hanyalah seorang
perempuan sederhana yang tak suka mengikuti perkembangan zaman. Jelas saja
banyak yang menentang hubungan kami.
Kala itu,awal semester dimulai.
Raka terus ada disampingku. Dia terus ada bersamaku dan memperlakukan ku dengan
sangat istimewa. Sampai-sampai aku memiliki banyak haters. Hujatan-hujatan
pahit sering terdengar saat aku melintas dikampus tanpa Raka. Dengan adanya
Raka yang hampir setiap hari bersamaku
aku tak terlalu ambil pusing dengan hujatan-hujatan itu.
Sampai akhirnya titik jenuh itu
datang juga. Semester 2 dimulai Raka sibuk dengan UKM dan juga Band nya.
Tapi,dia tak pernah lupa memberiku kiriman setangkai bunga mawar di pagi hari.
Melalui sahabatnya,Dee itulah bunga-bunga itu sampai di kost an ku.
Romantis ya,tetapi Kicauan mahasiswi lain semakin menjadi saat
mereka tau Raka tak lagi bisa menjagaku setiap waktu. Risih juga mendengar
hujatan- hujatan itu. Sampai akhirnya, memutuskan hubungan adalah pilihanku.
Kedengarannya memang tak adil untuk Raka tapi biarlah, Raka punya seegalanya
dan aku yakin tak butuh waktu lama untuknya mendapat pengganiti ku…
Hubungan ku dan Raka resmi
berakhir. Yah sekalipun awalnya berat untukku. Sebulan berlalu kiriman – kiriman
setangkai mawar itu tetap ada. Awalnya aku menerima dan menganggap ini hanyalah
tanda agar aku dan Raka tak merasa kehilangan satu sama lain.
Tapi,seetelah melihat Raka
bersama orang lain sore itu,hatiku pilu rasanya tak lagi ingin menerima
bunga-bunga itu.
Dee masih saja datang untuk
mengantar kiriman bunga itu.
….”bisakah kau berhenti mengirim
bunga- bunga ini?-kataku pada Dee disuatu pagi..
.….”Bagaimana bisa? Raka membayar
tagihan bunga- bunga ini di awal bulan..-jawabnya kebingungan
….”Baiklah,untuk itu sampaikan
padanya tuk berhenti membayar bunga- bunga ini karna aku tak lagi menginginkan
nya.”kataku menahan pilu..
Dee hanya mengangguk keheranan
seraya berlalu…
Di awal bulan. Kiriman bunga itu
tak lagi ada,hanya saja ku temui pot kecil berisi kaktus lengkap dengan bunga
nya didepan pintu kostku. Aku tak mengerti mengapa mawar indah itu kini
berganti menjadi kaktus…
Seminggu berlalu…Kaktus dalam pot
waktu itu bunga terakhir yang kuterima. Aku masih belum tau maksud Raka
mengirim kaktus untukkku.
Sore tui ditaman langit aku bertemu
Dee untuk menanyakan maksud dari kiriman kaktus itu.
….”kenapa Raka menyuruh mu
mengirimkan kaktus untukku?-tanyaku penasaran-
….Dee tersenyum lalu berkata..”Kaktus
itu bukan dari Raka”-jawabnya-
..”Lalu?-tanyaku keeheranan
…”lagi-lagi dia tersenyum dan
berkata “aku tak yakin kau akan menerima bunga dariku jika yang kuberikan itu
mawar.”-jawabnya-
…”Lantas untuk apa? Dan mengapa
harus kaktus?...”-lagi-lagi aku bertanya”
..”entahlah, aku tak bermaksud
apa-apa tapi aku ingin sekali membagi keindahan kaktus itu denganmu. Bagi ku
seetangkai mawar yang sangat indah itu hanya ilusi. Indahnya setangkai mawar
itu hanya sesaat pada akhirnya ia layu mati dan tak meninggalkan jejak. Tapi
kaktus ini,jika kita sabar menantinya ia akan terus membagi keindahan bunga nya..
Untuk itu,mau kah kau menunggu keindahan kaktus yang tak setiap saat ini?...”-tatapnya
sambil tersenyum”
Sejak sore itu Dee dan aku
memulai hubungan kami.
Menunggu Dee di taman langit ini
sudah menjadi ativitasku. Dengan sebuah novel dan perasaan takut kehilangan,aku
selalu menunggunya. Takut Dee terpikat gadis dibalik pintu lainnya seperti
bagaimana dia terpikat denganku dulu,yang juga gadis dibalik pintu.
Alih-alih bepikir takut
kehilangan,senyumnya terlintas.Membuatku sadar dan sedikit lega. Setidanya aku
tau,aku adalah satu-satunya gadis dibalik pintu yang mendapat kaktus darinya.
Kali ini kaktus pertama ku ini tak sedang berbunga tapi aku tau pada waktunya
bunga itu akan tumbuh dan Kaktus ini akan berbagi keindahannya denganku. J
“Aku pasti menunggu mu seperti aku menunggu
keindahan kaktus ini,Dee. Harapanku pun sama... Seperti Aku berharap kaktus ini
akan terus memberiku keindahannya yang Abadi,aku pun juga berharap kau akan
memberiku kebahagiaan yang abadi. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar